Jumat, 24 Januari 2014

Empowerment, Stress Dan Konflik

DEFINISI
Empowerment adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress juga dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit, serta gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.

Konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat adanya suatu ketidakseesuaian, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu (Newstorm & Davis - 1977).

PEMICU STRESS
Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan yaitu : Ketidakpastian politik, Kemajuan teknologi, Terorisme.
2. Faktor Organisasi
Dikategorikan menjadi beberapa faktor dimana contoh-contoh itu terkandung di dalamnya, antara lain : Tuntutan tugas, Tuntutan peran, Tuntutan antar pribadi, Struktur Organisasi.
3. Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor-faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian bawaan.
JENIS KONFLIK
Lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu. Terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk dilaksanakan. Ataupun bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama. Hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan, seperti antara manajer dan bawahan.

3. Konflik antar individu dan kelompok. Berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.

4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok 
atau antar organisasi.

5. Konflik antar organisasi. Timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
 
 http://klervest.blogspot.com/2013/11/empowerment-stress-dan-konflik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar