Rabu, 14 Maret 2012

Masalah Kejiwaan Picu Penyakit Fisik


            Sebuah penelitian seputar kaitan masalah kejiwaan dengan kanker, pernah dipublikasikan pada tahun 2010. Seperti dilansir oleh Telegraph, Kamis (14/1/2010), trauma pendek, emosional atau fisik, dapat menjadi sarana mutasi anker yang akan berubah menjadi kondisi yang mematikan.
            Para peneliti menemukan, emosi yang muncul setiap hari dan menimbulkan stres, dapat memacu tumbuhnya sel – sel kanker. Pandangan itu seolah ingin mengatakan bahwa pertumbuhan kanker dipengaruhi pola emosi seseorang. Ahli genetic dari Yale Universty, Prof Tian Xu, yang memimpin penelitian itu, menimbulkan sinyal stres yang berbeda pula. Mengurangi stres atau menghindari situasi yang menyebabkan stres, kata Xu, menjadi nasihat yang selalu dianjurkan kepada pasien.
            Dalam dunia medis, penyakit fisik yang dipicu oleh masalah kejiwaan sering disebut psikosomatik. Bukan hanya kanker, penyakit fisik lainnya juga bisa menyerang, seperti jerawat atau gangguan reproduksi.
            Pandangan senada diungkapkan oleh Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa FK UGM Prof Dr dr Soewadi MPh SpKJ. “Kanker (dan penyakit fisik lainnya) bisa terjadi karena stres, tetapi orang cenderung tidak mau menerimanya. Itu salah satu bentuk psikosomastik, “katanya, Sabtu (3/3) di Yogyakarta.
            Stres, menurut dosen Fakultas Psikologi UGM Prof Dr Sofia Retnowati MS, merupakan respons pikiran atau tubuh maupun reaksi terhadap ancaman yang riil atau bersifat imajinasi. Respons atau reaksi tersebut dapat terjadi secara teratur atau berubah – ubah. Semua ancaman itu secara umum disebut stressor. “Pasien yang mengalami stres biasanya mengungkapkan keluhan fisik seperti tubuuh gemetar. Untuk mencegah stres berkembang menjadi penyakit yang lebih sulit diatasi, dari tingkat puskesmas sebaiknya ada psikolog yang bekerja sama dengan dokter,” ujar sofia. Ia menambahkan, saat ini di 18 puskesmas yang ada di Kodya Yogyakarta telah terdapat tenaga psikolog.
            Contoh penyakit kulit yang dipicu oleh masalah kejiwaan adalah jerawat. Menurut spesialis kulit RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, dr Arief Budiyanto SpKK, stres memacu produksi sebum di kelenjar sebasius. Produksi sebum yang berlebihan akan menimbulkan jerawat.

(Kompas Klasika, Kamis, 8 Maret 2012)