Selasa, 10 April 2012

Keterkaitan antara hardskill dan softskill didunia kerja dan kuliah


Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
Bukan hanya di lingkungan akademisi kita di tuntut untuk mengembangkan sofkill kita, sebelum nantinya kita siap untuk memasuki dunia nyata (real word) tapi pengasahahan sofkill juga di dalam agama kita di suruh untuk mengasahnya keterampilan menjadi seorang yang profesional dan ahli di bidang yang digeluti.
Hadist di atas menegaskan kita untuk membangun sebuah kemapuan baik itu Hardskill maupun Sofkill. Sukses meraih cita-cita dan karir di masa depan tidak hanya ditentukan oleh hardskill, seperti tingginya nilai indeks prestasi (IP), penguasaan teori serta terampil dalam mengoperasikan peralatan laboratorium dan perangkat berteknologi tinggi. Ada banyak cerita dari orang-orang yang tidak memiliki IP yang tinggi meraih sukses dalam kehidupannya, karena mereka mengandalkan pertumbuhan softskill.
Istilah softskill memang tergolong baru terdengar, tetapi softskill merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang perlu ditumbuhkan dalam diri Anda, agar Anda dapat memotivasi diri dan orang lain, bertanggung jawab, membangun relasi, berkomunikasi, negosiasi, beradaptasi dengan lingkungan, berkreasi, berinovasi dan berwirausaha, memimpin, membangun kerjasama, mengelola sumber daya dan lain sebagainya.
Apa hubungan Softkill, Hardskill dengan sekolah atau kuliah ?
Bukan berarti bahwa sekolah atau kuliah menjadi tidak penting. Namun, keseimbangan dari pertumbuhan hardskill dan softskill akan membuat Anda mengalami sukses lebih cepat dan lebih jauh dari kesuksesan yang hanya ditunjang oleh salah satu faktor tersebut. Perpaduan antara hardskill dan softskill sangat diperlukan untuk meraih jenjang karir yang tinggi atau memperluas bisnis di masa depan.
Why Sofkill?
You are about to enter, the real world
Banyak lulusan dari perguruan tinggi baik itu negerti dan swasata yang tidak siap menghadapi dunia nyata atau dunia kerja. Persaingan yang ketat kita di tuntut untuk memiliki kempuan yang lebih bukan hanya kemampuan Hardskill (nilai IPK yang tinggi) tetapi kita di tuntut untuk memeliki sebuah kompetensi seorang lulusan.
Berikut ini kompetentsi lulusan yang di harus dimiliki didalam menghadapi persaingan di dunia nyata :
  • Komunikasi tertulis
  • Bekerja dalam tim
  • Teknologi
  • Berpikir logis
  • Berkomunikasi lisan
  • Bekerja mandiri
  • Ilmu pengetahuan
  • Berpikir analitis
Kemampuan-kemampuan di atas sebenarnya kita bisa dapatkan semasa sekolah, kuliah. Organisasilah yang bisa membentuk seseorang bisa memiliki kemampuan-kemampuan di atas, apakah anda memiliki kemampuan-kemampuan tersebut ? Belajar dan belajar itulah jawabannya dan yang paling penting percaya pada kata “PROSES”.
Jakarta, 14 Februari 2010
Wassalam, semoga bermanfaat
referensi :

Perbedaan softskill dan hardskill


Mampu untuk menampilkan performa kerja yang maksimal dengan training yang minimal. Padahal, ada satu hal penting yang sering terlupakan oleh para praktisi manajemen sumber daya manusia, yaitu soft skill .

            Istilah hard skill adalah skill yang dapat menghasilkan sesuatu sifatnya visible(segera). Tidak seperti hard skill , soft skill bersifat invisible dan tidak segera. Contoh soft skill adalah: kemampuan beradaptasi, komunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, Hard skill dapat dinilai dari technical test atau kemampuan test. Namun bagaimana cara untuk menilai soft skill yang dimiliki oleh seseorang?
menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan diharapkan kandidat-kandidat tidak hanya memiliki hard skill namun juga didukung oleh soft skill yang baik.
           
Namun, keseimbangan dari pertumbuhan hardskill dan softskill akan membuat Anda mengalami sukses lebih cepat dan lebih jauh dari kesuksesan yang hanya ditunjang oleh salah satu faktor tersebut. Perpaduan antara hardskill dan softskill sangat diperlukan untuk meraih jenjang karir yang tinggi atau memperluas bisnis di masa depan.

Sumber:
http://yahyaandri.blogspot.com/2010/11/perbedaan-softskill-dan-hardskill.html

Apa itu Soft Skill


Apa itu Soft Skill
Soft skill adalah:
-          Karakter yang melekat pada diri seseorang dan sudah dibangun sejak kecil (didikan lingkungan dan keluarga).
-          Kemampuan yang tidak terlihat.
-          Kemampuan interpersonal diri pribadi seseorang diluar kemampuan akademiknya (kecerdasan emosi, semangat, ambisi, empati, dan lain – lain). Interpersonal skill meliputi: manajemen waktu, punya goal setting dan tujuan hidup yang jelas, kemampuan komunikasi, kemampuan sosialisasi (berhubungan dedngan orang lain), kepemimpinan, kemampuan berbicara di depan publik/khalayak ramai, dan sebagainya.
Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Tetapi, soft skills bukan sesuatu yang stagnan. Soft skill hanya bisa ditularkan, bukan diajarkan.
Cara meningkatkan soft skill adalah sebagai berikut :
-          Learning by doing. Soft skill bisa diaasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman dalam dunia kerja/berorganisasi.
-          Berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.
-          Mengikuti pelatihan – pelatihan /seminar tentang manajemen.

http://hadi-ansani.blogspot.com/2009/01/apa-itu-soft-skill.html

Yang Dibutuhkan Dari Lulusan Universitas Untuk Dunia Kerja


1. Pengalaman bekerja di dunia akademik merupakan pengalaman yang
berharga bagi mahasiswa dan lulusan sebagai periode transisi
memasuki dunia kerja di luar. Dengan demikian disarankan
untuk lebih banyak melibatkan mahasiswa dan lulusan dalam
kegiatan-kegiatan akademik.

2. Kemampuan multidisiplin, softskill, dan pengalaman lapangan harus
ditingkatkan dalam proses pembelajaran karena merupakan kemampuan penting dan dihargai tinggi oleh dunia kerja.
Disarankan untuk memperbaiki dan menyempurnakan komponen­-komponen tersebut melalui kegiatan seperti magang dan PBL yang
disusun secara lebih sistematis, efektif, efiesien, dan melibatkan
pengguna lulusan.  Demikian juga dengan struktur mata
kuliah yang ada agar lebih banyak memasukkan aspek praktikal dan
situasi terkini yang ada di lapangan.

3. Tingkat kepuasan lulusan kurang baik dalam hal pengalaman
pembelajaran, dalam arti merasa banyak mata kuliah
yang tidak terpakai di dunia kerja dan merasa belum memiliki
kompetensi untuk bekerja setelah lulus.  Hal ini diduga erat
kaitannya dengan perbedaan persepsi mengenai kompetensi sarjana,
persyaratan dunia kerja terkait dunia akademik.  Disarankan untuk
menyamakan persepsi, pengetahuan, dan pengalaman mahasiswa
mengenai dunia kerja yang sesungguhnya sehingga tidak terjadi
perbedaan persepsi.  

4. Tingkat kepuasan pengguna terhadap lulusan dapat dikatakan baik dan umumnya merasa puas dengan kinerja mereka. 
Meskipun demikian disarankan untuk lebih meningkatkan
kemampuan kerjasama tim, bahasa Inggris, dan memperbanyak
pengalaman-pengalaman persentuhan dengan dunia kerja.   

http://mutiarrra.blogspot.com/2012/03/yang-dibutuhkan-dari-lulusan.html