Tiap
anak memiliki kemampuan, bakat, atau potensi diri yang berbeda. Sebagai orangtua,
anda perlu mengenali hal ini. Siapa tahu, anak memiliki bakat seni. Jika potensi
ini bisa dikembangkan, anak bisa menjadi sosok yang luar biasa.
Dalam
dunia pendidikan, salah satu tolok ukur kecerdasan adalah kemampuan mengerjakan
soal – soal eksak yang identik dengan Intelligence
Quotient (IQ). Namun, kecerdasan secara umum juga diukur dari spiritualitas
(Spiritual Quotient/SQ) dan
emosionalnya (Emotional Quotient/EQ).
Sementara itu, bakat seni boleh dibilang merupakan upaya untuk meningkatkan
sisi SQ dan EQ anak.
Bakat
seni seperti menyanyi, menggambar/melukis, menari, dan memainkan musik bisa menjadi
media komunikasi anak dengan lingkarannya. Selain itu, jika mengembangkan bakat
seninya, saraf motorik anak juga akan terlatih. Seni musik misalnya. Dengan mengembangkan
bakat seninya, otak kiri anak akan semakin berkembang dalam menangkap dan
memproses informasi atau bahasa, serta membuat visualisasi atas informasi yang
diterimanya.
Sebagai
orangtua, anda bisa mengikutsertakan anak dalam sekolah nonformal seperti les
atau kursus. Pendidikan dalam les akan mempertajam dan mengasah kemampuan anak
sehingga melahirkan karya seni yang lebih baik lagi. Anak pun memiliki ruang
utuk mengembangkan potensi dirinya, belajar berkompetisi dan bersosialisasi,
serta bereksepresi lewat media seni.
Peran
orangtua
Untuk
mengembangkan bakat seni buah hati, peran ada sebagai orangtua sangat esensial.
Dukungan terhadap timbulnya bakat seni dalam diri anak bisa diungkapkan lewat
berbagai hal sederhana.
Mulailah dengan cara bersikap
demokratis. Dengarkanlah kata – kata anak, hargailah pendapatnya, dan doronglah
untuk berani mengungkapkan pemikirannya. Jangan menghukum jika anak berbuat
salah. Sebaliknya berikan penghargaan atas usaha – usaha kecil anak untuk
mendorong motivasinya.
Berikan
kesempatan pada anak utuk menciptakan imajinasi, merenung, dan mencari cara
untuk mewujudkan ide – idenya. Biarkan buah hati bebas menuangkan warna dalam
gambar, menyanyikan lagu kesukaan, atau menekan tuts piano. Hindarilah melarang
atau mendikte. Biarkan anak memiliki kebebasan dalam berekspresi. Dari hasil
aktivitas mereka. Anda akan tahu bakat anak yang sebenarnya. Anda hanya perlu
mengenali sedari dini untuk mengarahkan dan mengembangkannya.
Sumber:
Kompas Klasika, 22 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar